BAB I
A.Pendahuluan
Adanya pengetahuan dan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari manusia.
Manusia adalah yang memiliki pengetahuan dan berilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan merupakan sistem yang dikembangkan manusia untuk mengetahui
keadaannya dan lingkungannya, serta menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,
atau menyesuaikan lingkungan dengan dirinya dalam rangka strategi hidupnya.
Ilmu itu diolah ke dalam atau mejadi teknologi untuk diterapkan. Dengan
demikian, tujuan teknologi menjadi jelas dan pengembangannya terarah dan bersasaran,
yaitu untuk kesejahteraan, kemudahan, dan keuntungan bagi manusia (Jacob,
19998:1). Di masa prailmiah, pengetahuan diperoleh secara empiris
turun-temurun, kemudian diteruskan dengan eksperimen dan logika. Saat ini ilmu
pengetahuan dan teknologi telah maju dengan sangat pesat. Teknologi modern
dalam era globalisasi ini telah mencapai kemajuan yang luar biasa. Tetapi,
mustahil akan ada titik terakhir, karena ilmu-ilmu baru dan berbagai
konsekuensinya akan terus bermunculan.
Ilmu sendiri memiliki segi positif dan negatif. Segi positifnya, ilmu
pengetahuan dapat meringankan kehidupan manusia. Tenaga alam membebaskan
manusia dari perbudakan, mesin membebaskan manusia dari pekerjaan yang monoton,
mesin cerdas membebaskan manusia dari berpikir, dan pengobatan membebaskan
manusia dari rasa sakit. Sedangkan sisi negatifnya, ilmu pengetahuan dapat
menghasilkan alat perang, apalagi jika disalahgunakan seperti ketika bom atom
diledakkan. Untuk itulah seorang ilmuwan harus harus bermoral, bertanggung
jawab, dan diikat oleh kode etik.
BAB II
Pembahasan
A. Kekuasaan Ilmu
Pengetahuan dan teknologi
Hubungan antara ilmu pengetahuan dan kekuasaan itu sendiri telah lama ada.
Di zaman prailmiah, kekuasaan adalah milik Tuhan. Tidak banyak yang dapat
dilakukan manusia dalam kondisi yang paling baik sekalipun dan keadaan itu akan
memburuk sama sekali jika manusia terkena kemarahan Tuhan. Sebaliknya, dalam
dunia ilmu pengetahuan, semuanya berbeda. Segala sesuatu berjalan sesuai yang
kita kehendaki dengan pengetahuan tentang hukum alam (Bertrand Russell,
1991:14-15).
Pada abad pertengahan di Eropa, gereja yang merupakan pusat keagamaan dan
ilmu pengetahuan sekaligus juga berfungsi sebagai pusat politik dan kekuasaan.
Organisasi agama ini mengembangkan tradisi sendiri. Sekolah-sekolah biara
(skolastik) didirikan di sejumlah tempat. Dapat dikatakan bahwa kekuasaan
politik gereja sangat efektif, sehingga akhirnya berhasil memaksakan penguasa
Romawi menerima Kristen sebagai agama resmi di seluruh imperium Romawi yang
hancur karena berbagai pemberontakan. Kekuasaan gereja ini akhirnya berhasil
mendominasi perjalanan filsafat dan berbagai ilmu. Pada masa ini berbagai
universitas berdiri di berbagai kota besar di Eropa. Kurikulumnya pun harus
direstui gereja terlebih dahulu.
Hasil pengetahuan dalam bidang komunikasi dan informasi telah digunakan
untuk membelokkan informasi sesuai kepentingan politik dan kekuasaan, siapa
yang menguasai informasi dialah yang dapat menguasai dunia.
Dalam hal ekonomi, era pasar bebas akan menguntungkan negara maju yang
otomatis memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju juga sehingga
semakin membuat negara miskin semakin miskin (lingkaran setan kemiskinan).
Membanjirnya produk ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan konsumerisme,
sehingga terjadi homo homini lupus (manusia adalah serigala bagi manusia
lainnya). Mereka yang berilmu tinggi akan dapat menipu yang berilmu rendah,
sebagaimana ungkapan Francis Bacon bahwa ”ilmu adalah kekuasaan” (knowledge
is power). Jika ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat
kekuasaan.
Jika kloning diterapkan pada manusia, hal ini akan mengacaukan tatanan
agama yaitu perlunya keluarga dan perkawinan. Dalam artikel di situs Web
http://www.voanews.com/ indonesian/archive/2003-01/a-2003-01-22-13-1.cfm,
disebutkan bahwa ”Kloning adalah jalan menuju keabadian. Itulah kalimat yang
dilontarkan ketua sekte agama Raelian, Claude Vorilhon. Dalam sebuah wawancara
dengan jaringan televisi C-B-S, ia mengatakan, perusahaan yang didirikannya,
Clonaid, telah menjadi perusahaan pertama di dunia yang menciptakan manusia
lewat metode kloning.” Meskipun masih menjadi perdebatan, jika memang benar
terjadi, dapat dibayangkan jika kloning diselewengkan penggunaannya untuk melahirkan
dominasi ras manusia yang berkarakter tertentu yang selanjutnya dapat mengancam
tatanan sosial seperti kecemburuan, penjajahan, tindakan semena-mena, dan
sebagainya.
Hal yang sulit
dihindari tentang ilmu pengetahuan dan teknologi adalah kekuasaan. Saat
seseorang berkuasa, ilmu pengetahuan yang dimilikinya akan memengaruhi segala
kebijakannya. Michel Foucault mengungkapkan bahwa pertautan kekuasaan dan ilmu
pengetahuan selalu membangun hubungan menguatkan. Kekuasaan sebagai kompleks
strategi dinamis bisa diperankan individu atau institusi, dan kekuasaan bekerja
berdasarkan mekanisme kerja ilmu pengetahuan yang dimiliki
(http://www.ham.go.id/index_HAM.asp?menu= artikel&id=1024). Dalam hal
teknologi kloning, bisa saja hasil kloning yang digunakan untuk tumbuhan dan
hewan disalahgunakan penguasa untuk membuat manusia kloning, dengan membuat
tentara pilihan yang digunakan untuk menghabisi musuh. Hal ini bisa saja
terjadi mengingat adanya penggunaan bom atom oleh pasukan sekutu untuk
menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki semasa Perang Dunia.
”Modus operandi” pengaruh penguasa terhadap ilmu pengetahuan dapat
dikategorikan ke dalam dua cara. Pertama secara melembaga, yaitu tidak adanya
kebebasan pendidikan tinggi untuk tanpa dicampuri oleh kekuasaan luar; kedua
secara perseorangan, yakni menyangkut kebebasan seseorang untuk belajar,
mengajar, dan melaksanakan penelitian serta mengemukakan pendapatnya sehubungan
dengan kegiatan tersebut tanpa ada pembatasan kecuali dari dirinya sendiri
(Achmad Icksan dalam Mahfud dalam
http://www.mail-archive.com/gorontalomaju2020@yahoogroups.com/msg00080.html).
Namun peran ilmuwan dan kaum intelektual sebagai pengendali dan agen perubahan
ternyata juga dikuasai kepentingan kekuasaan. Mereka yang awalnya melontarkan
berbagai gagasan kritis akhirnya juga ikut larut menikmati kekuasaan dan
mengingkari idealismenya sendiri. Mereka menampilkan kesan sebagai pemecah
masalah, namun dalam banyak hal lebih terlihat sebagai pembuat masalah. Hal ini
menunjukkan bahwa posisi kaum ilmuwan dan intelektual rentan dipengaruhi
kepentingan penguasa, baik penguasa negara maupun penguasa modal (uang).
Tanggung jawab merupakan kewajiban menanggung, menjamin bahwa perbuatan
yang dilakukan itu sesuai kodrat (Setiardja, 2005:54). Jadi, seorang ilmuwan yang
mengadakan penelitian harus sanggup menggunakan kebebasannya hanya untuk
melakukan kebaikan, akan berusaha untuk mempergunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi demi kebahagiaan umat manusia, dan memperbaiki taraf hidup manusia.
Demikian halnya para penguasa dengan wewenangnya untuk mengambil kebijakan juga
harus bertanggung jawab atas pemanfaatan hasil ilmu pengetahuan tersebut
sehingga tidak terjadi penyalahgunaan yang pada akhirnya malah akan merugikan
manusia sendiri.
Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
mengalami perkembangan. Berkaitan dengan dunia pendidikan perkembangan
pengetahuan dan teknologi terus berlangsung. Dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tersebut dipergunakan untuk kemajuan kehidupan masyarakat.
Kaitan antara pendidikan (sekolah) dengan masyarakat
dapat dikaji berdasarkan pendapat-pendapat sebagai berikut:
Menurut Popenoe dalam Ahmadi (2004:182) fungsi
pendidikan untuk masyarakat adalah :
v transmisi
kebudayaan masyarakat,
v menolong
individu memilih dan melakukan peranan sosial,
v menjamin
integrasi sosial,
v
sebagai sumber inovasi sosial.
Sedangkan menurut Broom dan Selznick
dalam Ahmadi (2004:182) fungsi pendidikan adalah untuk :
·
transmisi kebudayaan,
·
integrasi sosial,
·
inovasi,
·
seleksi dan alokasi,
·
mengembangkan kepribadian anak.
Dari kedua pendapat ahli tersebut di atas ada
unsur-unsur yang hamper sama, dan pendapat dari Broom dan Selznick ada sedikit
perbedaan karena menambah unsur yang kelima yaitu mengembangkan kepribadian
anak. Berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
pendidikan, dari beberapa unsur yang ada, memiliki kaitan erat yaitu menyangkut
inovasi (pembaruan). Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam pendidikan membawa pembaruan dalam bidang kehidupan masyarakat.
Sebagai contoh pengaruh yang positif, dengan
ditemukannnya energy nuklir maka dapat dipakai untuk pembangkit tenaga listrik.
Walaupun ada pihak yang kontra yaitu adanya dampak negatif misalnya pembuangan
limbah nuklir, seandainya ada kecelakaan pembangkit listrik seperti kasus
Kernobil. Contoh yang lain dengan pengembangan energi yang dapat diperbarukan
seperti minyak jarak; pengembangan tenaga-tenaga panas bumi, pemanfaatan sinar
matahari. Hal tersebut dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap minyak
bumi yang saat ini cadangannya semakin berkurang.
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
pendidikan makadapat bermanfaat untuk pembaruan kehidupan masyarakat.
dapat
bermanfaat untuk pembaruan kehidupan masyarakat.
B. Teknologi Versus Pendidikan
Teknologi pendidikan bukanlah hal
baru dalam dunia pendidikan seiring dengan laju dan berkembangnya ilmu
pengetahuan serta teknologi. Terkadang berbicara mengenai teknologi yang
terbersit dalam pikiran adalah seperangkat komputer, laptop, mobil mewah dll. Seperti
suatu hal yang terpisah, pendidikan dalam lingkup sendiri dengan segala
kosakata yang ada didalamnya; sekolah, buku, pelajaran, mata kuliah, guru,
murid, Disisi lain adalah teknologi dengan seabrek sinonim; mulai dari mesin
fax, scanner, komputer, remote controll, televisi, dll.
Apakah ada hubungan antara keduanya, pendidikan dan
teknologi atau teknologi dengan pendidikan?
Dari kosa-kata yang telah tertuang sebelumnya,
sebenarnya kita telah bisa mengidentifikasinya menjadi seperangkat unsur kependidikan
baru. Mari kita identifikasi masalahnya. Pertama, untuk mengembangkan
pendidikan dibutuhkan implementasi seperangkat cara dan alat, Kedua, semakin
meningkatnya angka kebutuhan pendidikan semakin membutuhkan pula
pengembangan sistem baru untuk mempercepat dalam penyebaran dan perkembangan
materi yang dibutuhkan.
Untuk itu, dibutuhkan kajian-kajian khusus, bagaimana
cara meningkatkan kinerja proses belajar mengajar? Ya, dari masalah inilah
timbul kajian Teknologi
Pendidikan.
Dalam arti yang lebih kongkrit, Teknologi Pendidikan
adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan
kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi
yang memadai.
Kurang yakin dengan pengertian sendiri dari hasil
berfikir sendiri? ya … ini beberapa definisi teknologi pendidikan dari beberapa
sumber:
“Teknologi pendidikan ialah gabungan manusia,
peralatan, teknik dan peristiwa yang bertujuan untuk memberi kesan baik dalam
pendidikan”(Crowell (1971):Encyclopedia of education)
“Teknologi dalam pendidikan ialah penggunaan
kemahiran dan teknik moden dalam keperluan latihan, yang menunjang kemudahan
belajar dengan memilah yang paling membantu”(Uhwin Derek (1976): Applying
Educational Technology)
C. Fungsi Teknologi Pendidikan
- Mempercepat proses pengajaran dan pembelajaran kerana dapat lebih berfokus pada bagian penting yang akan disampaikan.
- Hemat dan singkat.
- Meningkatkan minat belajar siswa. Bahkan bisa menjadi semacam instrument yang menghibur dalam proses belajar.
- Meminimalisir kesalah-fahaman dalam proses belajar mengajar.
- Dan masih banyak yang lain yang anda bisa tambah sendiri disini.
- Pada beberapa bentuk Teknologi Pendidikan, diantaranya dapat secara otomatis mempermudah pelayanan kepada siswa dan guru.
Komputer dan internet masuk sekolah dapat dijadikan
sebagai alat peraga pendidikan, seperti lab bahasa, bahan pengajaran pendidikan
network, yang sangat baik untuk pengembangan sekolah, meningkatkan mutu
pendidikan serta mengikuti perkembangan dunia. Hal itu membantu pembelajaran
berbasis ict dan meningkatkan komunikasi antar guru dan muridbaik disekolah
dasar, menengah, maupun perguruan tinggi.
D . Prinsip Pemanfaatan Teknologi Pendidikan
- Teknologi adalah alat bantu bukan tujuan.
- Teknologi membantu pengajaran dan bukan untuk hiburan yang melenakan.
- Pemilihan teknologi yang layak didasarkan pada kesesuaian pada topik dan tingkat pendidikan.
- dibutuhkan sumberdaya manusia yang berpengalaman disemua bagian teknis teknologi.
- Organisasi dan manajemen semua kebutuhan terhadap teknologi sehingga mendapatkan dan mencapai hasil yang diinginkan.
- Lakukan penelitian dan ujian terhadap semua perangkat teknologi yang akan digunakan. Mengambil informasi sebanyak-banyaknya terhadap aplikasi otomatis, hardware, software, pemasangan, perawatan dll. Ada banyak informasi mengenai bentuk-bentuk terbaru dari teknologi pendidikan, seperti situs kompas. dll.
- Sejauhmana Pemerintah dan Masyarakat memberikan kajian san informasi terhadap teknologi yang akan digunakan, bila ada.
- Buatlah konsep dan strategi pengajaran terlebih dahulu sebelum membuat keputusan untuk menggunakan model teknologi, ikuti aturan dan pakem yang telah disediakan.
Dan masih banyak yang lain … coba
Anda cari sendiri, yang jelas sesuaikan dengan kebutuhan tanpa menghabiskan
banyak anggaran. Jangan hanya karena ingin disebut sebagai sekolah dengan taraf
internasional.
E . Masalah dalam Teknologi Pendidikan
Dari seluruh bagian dalam teknologi yang telah
dipaparkan, tentu saja ada beberapa bagian yang memiliki resiko. Lebih-lebih
bila pemanfaatannya tidak mengikuti prinsip dasar penggunaan technologies
pendidikan. Misalnya penggunaan multimedian dan internet sebagai media
technologies pendidikan, siswa dengan mudah memanfaatkan internet untuk
mengumpulkan tugas sekolah, namun bila tanpa diikuti dengan pemahaman dasar
bagaimana menggunakan, memasang dan menjelajah di internet yang baik,
siswa malah banyak mendapat efek negatifnya.
F . Pahami Keduanya dan Tuntaskan
Masalahnya
Teknologi pendidikan memang sangat membantu menyokong keberlangsungan
pendidikan dan bahkan lebih inovatif. Namun tentu saja, lembaga pendidikan
wajib memahami secara mendalam setiap teknologi yang akan diterapkan dalam
kegiatan belajar-mengajarnya. Sebagaimana mengajari seseorang bagaimana
menggunakan sabit untuk memotong gulma, bukannya memotong gulma eh padinya
habis. Cheer.
BAB III
Penutup
Di atas telah
disinggung bahwa kehadiran berbagai produk ilmu pengetahuan teknologi itu tidak
lepas dari pengaruh kekuasaan. Pengaruh kekuasaan itu ada yang dijadikan
pembenaran untuk menyalahgunakan ilmu pengetahuan. Untuk itu, kita perlu
merenungkan kembali secara mendasar mengenai hakikat ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan yang baik bertanggung jawab atas perubahan zaman dan bermanfaat
bagi semua orang, bukan segelintir orang atau kelompok tertentu saja. Ilmu
pengetahuan adalah untuk kemanusiaan dan bukan untuk kekuasaan. Kebenaran
ilmiah itu sendiri tidaklah bersifat mutlak, tetapi relatif. Benar pada saat
ini belum tentu benar di masa depan. Agama juga diperlukan agar pemanfaatan
ilmu pengetahuan itu tidak disalahgunakan oleh kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar