BAB I
Pendahuluan
Jepang (bahasa Jepang:
Nippon/Nihon,nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku) adalah sebuah negara kepulauan
di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra
Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat
Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan
wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur,
tepatnya di sebelah selatan Okinawa yangbertetangga dengan Taiwan. Jepang merupakan Negara
yang di juluki Negara matahari dan Negara bunga sakura, mengapa demikian?
Karena di Negara jepang mayoritas beragama Shinto yang menyembah matahari
sehingga disebut Negara matahari, sedangkan julukan Negara bunga sakura di
berikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh si tanah jepang, bahkan untuk
menyambut musim semi sakura orang jepang mempunyai suatu tradisi, yaitu biasa
disebut perayaan hanami (perayaan melihat mekarnya bunga) sebagai symbol
kebahagiaan karena datangnya musim semi, di mana di saat itu bunga sakura mekar
dengan cantiknya. Di setiap budayanya mempunyai arti tersendiri. Dari zaman
jomon sampai zaman hesei sekarang, orang jepan mampu melestarikan kebudayaannya
sendiri.
Jepang yang mempunyai kebudayaan yang unik
membuat Negara bunga sakura itu banyak di kenal masyarakat dunia salah satunya Indonesia.
kebudayaan jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai
kesempatan misalkan perayaan hanami, di karenakan masyarakat jepang mencintai
kebudayaannya sendiri dan mau menjaganya. Orang jepang mau memakai pakaian
seberat dan setebal kimono untuk sekedar menghadiri upacara resepsi pernikahan,
sekarang kita tahu bagaimana cintanya warga jepang pada kebudayaannya sendiri.
Adakalanya kita perlu mengetahui seperti apa kebudayaan jepang itu, mungkin
dengan mengetahui beberapa kebudayaan jepang kita bisa sedikit meniru cara
melestarikan kebudayaannya, mungkin bisa saja kebudayaan kita tetap terjaga dan
tetap di lakukan seperti kebudayaan jepang
BAB II
Isi Makalah
A. Mengenal Negara Jepang
Jepang merupakan Negara yang terdiri dari 6.852 pulau yang
membuatnya merupakan suatu kepulauan layaknya Indonesia. Pulau-pulau utama dari
utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu
(pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar
97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar
pulau di Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung
berapi. Gunung tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah
gunung berapi.
Penduduk Jepang berjumlah
128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di
dunia. Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai
sebuah prefektur. Tokyo Raya adalah sebutan
untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur sekelilingnya.
Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari 30 juta
orang.
Menurut mitologi
tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu p ada abad ke-7 SM. Kaisar
Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini.
Meskipun begitu, sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan
sebenarnya berada di tangan anggota-anggota istana, shogun, pihak militer, dan
memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri. Menurut Konstitusi Jepang
tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah pimpinan
Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang
memiliki produk domestik bruto terbesar nomor dua setelah Amerika Serikat, dan
masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Jepang
memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan moderen
seperti AEGIS serta armada besar kapal perusak.
Dalam perdagangan luar
negeri, Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan
peringkat ke-6 negara pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju,
penduduk Jepang memiliki standar hidup yang tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks
Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di dunia menurut
perkiraan PBB. Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang
telekomunikasi, permesinan, dan robotika.
a. Sejarah dibalik
kejayaan Jepang
Pada 31 Maret 1854, kedatangan Komodor Matthew
Perry dan "Kapal Hitam" Angkatan Laut Amerika Serikat memaksa Jepang
untuk membuka diri terhadap Dunia Barat melalui Persetujuan Kanagawa.
Persetujuan-persetujuan selanjutnya dengan negara-negara Barat pada masa
Bakumatsu membawa Jepang ke dalam krisis ekonomi dan politik. Kalangan samurai
menganggap Keshogunan Tokugawa sudah melemah, dan mengadakan pemberontakan
hingga pecah Perang Boshin tahun 1867-1868. Setelah Keshogunan Tokugawa
ditumbangkan, kekuasaan dikembalikan ke tangan kaisar (Restorasi Meiji) dan
sistem domain dihapus.
Semasa Restorasi Meiji,
Jepang mengadopsi sistem politik, hukum, dan militer dari Dunia Barat. Kabinet
Jepang mengatur Dewan Penasihat Kaisar, menyusun Konstitusi Meiji, dan
membentuk Parlemen Kekaisaran. Restorasi Meiji mengubah Kekaisaran Jepang
menjadi negara industri modern dan sekaligus kekuatan militer dunia yang
menimbulkan konflik militer ketika berusaha memperluas pengaruh teritorial di
Asia. Setelah mengalahkan Cina dalam Perang Sino-Jepang dan Rusia dalam Perang
Rusia-Jepang, Jepang menguasai Taiwan, separuh dari Sakhalin, dan Korea.
Pada awal abad ke-20,
Jepang mengalami "demokrasi Taisho" yang dibayang-bayangi bangkitnya
ekspansionisme dan militerisme Jepang. Semasa Perang Dunia I, Jepang berada di
pihak Sekutu yang menang, sehingga Jepang dapat memperluas pengaruh dan wilayah
kekuasaan. Jepang terus menjalankan politik ekspansionis dengan menduduki Manchuria pada tahun 1931. Dua tahun kemudian, Jepang
keluar dari Liga Bangsa-Bangsa setelah mendapat kecaman inter
nasional atas pendudukan Manchuria. Pada tahun 1936, Jepang menandatangani Pakta
Anti-Komintern dengan Jerman Nazi, dan bergabung bergabung bersama Lukisan
perang sino Jerman dan Italia membentuk Blok Poros pada tahun 1941.
Pada tahun 1937, invasi
Jepang ke Manchuria memicu terja dinya Perang Sino-Jepang Kedua (1937-1945)
yang membuat Jepang dikenakan embargo minyak oleh Amerika Serikat Pada 7
Desember 1941, Jepang menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, dan menyatakan perang terhadap Amerika
Serikat, Inggris, dan Belanda. Serangan Pearl Harbor menyeret AS ke dalam
Perang Dunia II. Setelah kampanye militer yang panjang di Samudra Pasifik,
Jepang kehilangan wilayah-wilayah yang dimilikinya pada awal perang. Amerika
Serikat melakukan pengeboman strategis terhadap Tokyo, Osaka dan kota-kota besar lainnya. Setelah AS
menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki,
Jepang akhirnya menyerah
tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 (Hari Kemenangan atas Jepang).
Perang membawa penderitaan bagi rakyat
Jepang dan rakyat di wilayah jajahan Jepang. Berjuta-juta orang tewas di
negara-negara Asia yang diduduki Jepang di bawah slogan Kemakmuran Bersama Asia. Hampir semua industri dan infrastruktur di Jepang
hancur akibat perang. Pihak Sekutu melakukan repatriasi
besar-besaran etnik Jepang
dari negara-negara Asia yang pernah diduduki
Jepang. Pengadilan Militer Internasional untuk Timur Jauh yang diselenggarakan
pihak Sekutu mulai 3 Mei 1946 berakhir dengan dijatuhkannya hukuman bagi
sejumlah pemimpin Jepang yang terbukti bersalah melakukan kejahatan perang.
Kini jepang memiliki
berbagai keunikan dalam perkembangannya, keunikan keunikan tersebut terwujud
dalam gaya hidupnya, seperti harajuku, yakuza Gambar: Bom hirosima dan Nagasaki
dizaman modern, lalu hara-kiri yang masih popular hingga kini, dan masih banyak
gaya hidup yang
menarik lainnya.
B. Harajuku
Harajuku adalah sebutan
populer untuk kawasan di sekitar Stasiun JR Harajuku, Distrik Shibuya, Tokyo. Kawasan ini
terkenal
sebagai tempat anak-anak
muda berkumpul. Lokasinya mencakup sekitar Kuil Meiji, Taman Yoyogi, pusat
perbelanjaan Jalan Takeshita, department store Laforet, dan Gimnasium Nasional
Yoyogi. Harajuku bukan sebutan resmi untuk nama tempat, dan tidak dicantumkan
sewaktu menulis alamat.
Sekitar tahun 1980-an,
Harajuku merupakan tempat berkembangnya subkultur Takenoko-zoku. Sampai hari ini,
kelompok anak muda berpakaian aneh bisa dijumpai di kawasan Harajuku. Selain
itu, anak-anak sekolah dari berbagai pelosok di Jepang sering memasukkan
Harajuku sebagai tujuan studi wisata sewaktu berkunjung ke Tokyo. Sebenarnya sebutan
"Harajuku" hanya digunakan untuk kawasan di sebelah utara Omotesando.
Onden adalah nama kawasan di sebelah selatan Omotesando, namun nama tersebut
tidak populer dan ikut disebut Harajuku.
a. Sejarah harajuku
Sebelum zaman Edo,
Harajuku merupakan salah satu kota penginapan (juku)
bagi orang yang bepergian melalui rute Jalan Utama Kamakura. Tokugawa Ieyasu menghadiahkan
penguasaan Harajuku kepada ninja dari Provinsi Iga yang membantunya melarikan
diri dari Sakai
setelah terjadi Insiden Honnōji.
Di zaman Edo, kelompok ninja dari Iga
mendirikan markas di Harajuku untuk melindungi kota Edo karena letaknya yang
strategis di bagian selatan Jalan Utama Kōshū. Selain ninja, samurai kelas
Bakushin juga memilih untuk bertempat tinggal di Harajuku. Petani menanam padi
di daerah tepi Sungai Shibuya, dan menggunakan kincir air untuk menggiling padi
atau membuat tepung.
Di zaman Meiji, Harajuku
dibangun sebagai kawasan penting yang menghubungkan kota
Tokyo dengan
wilayah sekelilingnya. Pada tahun 1906, Stasiun JR Harajuku dibuka sebagai bagian
dari perluasan jalur kereta api Yamanote. Setelah itu, Omotesando (jalan utama
ke kuil) dibangun pada tahun 1919 setelah Kuil Meiji didirikan.
Setelah dibukanya berbagai
department store pada tahun 1970-an, Harajuku menjadi pusat busana. Kawasan ini
menjadi terkenal di seluruh Jepang setelah diliput majalah fesyen seperti Anan
dan non-no. Pada waktu itu, kelompok gadis-gadis yang disebut Annon-zoku sering
dijumpai berjalan-jalan di kawasan Harajuku. Gaya busana mereka meniru busana yang
dikenakan model majalah Anan dan non-no.
Sekitar tahun 1980-an,
Jalan Takeshita menjadi ramai karena orang ingin melihat Takenoko-zoku yang
berdandan aneh dan menari di jalanan. Setelah ditetapkan sebagai kawasan khusus
pejalan kaki, Harajuku menjadi tempat berkumpul favorit anak-anak muda. Setelah
Harajuku makin ramai, butik yang menjual barang dari merek-merek terkenal mulai
bermunculan di Omotesando sekitar tahun 1990-an.
C. Yakuza Moderen
Waktu pun berlalu, kaum
Bakuto[1] dan Tekiya[2] menjadi satu identitas sebagai Yakuza. Kaum yang asalnya
bertugas melindungi masyarakat – menjadi ditakuti masyarakat. Para
pimpinan Jepang memanfaatkan hal ini untuk mengendalikan masyarakat dan
menggerakkan nasionalisme. Yakuza ikut direkrut oleh pemerintah Jepang dalam
aksi pendudukan di Manchuria dan Cina oleh Jepang tahun 1930-an. Para Yakuza dikirim ke daerah tersebut untuk merebut
tanah, dan memperoleh hak monopoli sebagai imbalan.
Peruntungan kaum Yakuza
berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor.
Militer mengambil alih kendali dari tangan Yakuza. Para anggota Yakuza akhirnya
harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, jadi tentara atau
masuk penjara. Dapat dikatakan pamor Yakuza menjadi tenggelam.
Setelah Jepang menyerah,
para anggota Yakuza kembali ke masyarakat. Muncul satu orang yang berhasil
mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Yoshio Kodame,
seorang eks militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di
usia 34 tahun). Yoshio Kodame berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza,
yaitu Yamaguchi-gumi yang dipimpin Kazuo Taoka, dan Tosei-kai yang dipimpin
Hisayuki Machii. Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode
1958-1963 saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang
atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu.
Yoshio Kodame dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza.
[1] Tekiya (pedagang) pada kenyataannya, kaum
Tekiya ini suka menipu dan memeras sesama pedagang. Walau begitu, kaum ini
punya sistem kekerabatan yang kuat. Ada
hubungan kuat antara Oyabun (Bos (bapak)) dan Kobun (bawahan (anak)).
[2] Kaum Bakuto (penjudi), awalnya mereka disewa
oleh Shogun untuk berjudi melawan para pegawai konstruksi dan irigasi. Tindakan
ini dilakukan agar gaji para pegawai konstruksi dan irigasi habis di meja judi
dan tenaga mereka bisa disewa dengan harga murah.
D. Harakiri
Seppuku lebih dikenal
dengan istilah harakiri ( "merobek perut") yang juga ditulis dengan
huruf kanji sebagaimana penulisan pada seppuku, tapi menggunakan urutan
terbalik dengan okurigana. Pada tradisi Jepang, istilah seppuku lebih formal.
a. Kebudayaan Seppuku
"Hara Kiri" Jepang
Seppuku adalah upacara untuk bunuh diri dan
di luar Jepang lebih populer dengan istilah Harakiri, walaupun di Jepang
sendiri istilah Harakiri dianggap sebagai istilah yang kasar. Ritual Seppuku
biasanya memerlukan keterlibatan aktif paling tidak dua orang, satu yang mau
bunuh diri dan satu lagi adalah pendamp ingnya (Kaishakunin) yang bertugas
memenggal kepala orang yang melakukan Seppuku. Hanya saja, dalam pemenggalan
itu leher yang dipenggal tidak boleh betul-betul putus, harus ada daging yang
membuat kepala yang dipenggal tetap menempel pada tubuhnya. Ini sulit, oleh
karenanya sang pendamping haruslah jagoan pedang juga.
Sepuku biasanya dilakukan
dengan upacara yang rumit. Orang yang hendak bunuh diri mandi dulu
bersih-bersih, lantas pakai pakaian putih-putih, makan dulu, baru sesudahnya
siap-siap untuk tusuk dan iris dimulai. Duduk diam dengan Tanto diletakkan di
depannya. Menulis puisi terlebih dahulu. Selesai, baru itu Tanto diambil lantas
ditusukan ke perut agak ke kiri lantas Tanto digeser ke kanan, yang terakhir ke
atas sedikit,agar isi perutnya keluar. Selesai, baru sekarang giliran
Kaishakunin beraksi menyabet lehernya. Tanto bekas pakai tadi lalu diletakkan
di piring bekas makan tadi.
Hanya saja pendamping
untuk Seppuku hanya untuk orang yang menjaga kehormatan. Misalnya, kalau
seorang Samurai tertangkap oleh musuh, maka seorang pendamping akan ditugaskan
untuk memenggalnya. Jika Samurainya itu Samurai tukang pencuri, tukang korupsi
atau penjahat kacangan lainnya dan tak ada pendamping, maka dibiarkan mati saja
dengan kesakitan sampai kehabisan darah Dan sebagai dampak budaya, kata
’seppuku’ biasa digunakan sebagai metafora seseorang melakukan ”self
punishment” sebagai tanggung jawab bila melakukan kesalahan.
Ritual ini telah membudaya
di Jepang, sehingga apabila seseorang melakukan kesalahan dan melakukan bunuh
diri, maka hal itu sah-sah saja dan dianggap sabagai upaya menebus kesalahan.
Dan menurut saya ini adalah sebuah kekerasan karena setiapkali ada orang(warga
Jepang) yang melakukan salah, maka ia akan berorientasi untuk bunuh diri,
seperti dipaksa oleh keadaan sekitar.
b. Perjuangan keberadaan
Hara-kiri
Kehebatan Jepang bangkit
dari kehancuran pasca bom atom Nagasaki dan Hiroshima dalam waktu singkat telah
memukau dunia, hal ini tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai tradisi yang
mereka warisi juga mencengangkan dunia, yakni lewat keberanian, kesetiaan,
harga diri, dimana mereka mampu melakukan tindakan bunuh diri.
Tak lain ketika mendengar
kata-kata bunuh diri akan terbayang dalam benak kita tentang samurai atau
kamikaze. Kedua hal tersebut telah membuat cengang dunia. Samurai yang sangat
terkenal dengan keahlian perangnya dan keberanian yang tinggi, mampu melakukan
tindakan bunuh diri sebagai sebuah wujud kesetiaan kepada tuannya, atau
terhadap negara untuk menjaga harga diri. Misalnya saja, Oda Nobunaga
(1534-1582), samurai yang sangat kejam dan pemberani ini, telah dikenal dunia
atas usahanya untuk menaklukkan seluruh Jepang. Di samping itu ia juga telah
menunjukkan pada dunia bahwa ia adalah seorang samurai yang punya harga diri
dan terhormat, dengan melakukan harakiri di saat-saat terjepit dalam serangan
pengikutnya yang berkhianat, Akechi Mitsuhide. Ia lebih memilih mati daripada
tertangkap dan menjadi tawanan musuh.
Semangat yang tinggi dan
berkobar-kobar untuk mempertahankan harga diri atau negerinya setimpal atas
kemurahan hati untuknya tetap mengabdi. Semangat ini adalah semangat bushido,
semangat yang harus dimiliki oleh setiap samurai. Bunuh diri adalah tindakan
perwujudan nilai-nilai tersebut.
Dari perspektif sejarah,
perkembangan tradisi harakiri tidak dapat dilepaskan dari pengaruh beberapa
kepercayaan masyarakat Jepang seperti Neo-Konfusius, Konfusius, Tao, Zen dan
Shito. Tindakan bunuh diri dibuat dalam sebuah ritual yang sering disebut
dengan nama harakiri atau secara harfiah berarti membelah perut.
Tindakan harakiri dianggap terhormat karena
untuk melakukan ini, harus memiliki keberanian yang sangat luar biasa. Hal ini
sangat menyiksa, ditambah lagi tidak boleh menunjukkan ekspresi ketakutan ataupun
kesakitan karena hal tersebut merupakan hal yang memalukan bagi seorang samurai
yang terhormat dan pemberani. Akan tetapi, bagi mereka yang tidak ingin
mempermalukan diri dengan menunjukkan ekspresi tersebut, maka ditugaskanlah
seorang kaishaku yang gambar: Tokugawa bertugas untuk memenggal kepala si
pelaku untuk mempercepat kematian tanpa harus berlama-lama tersiksa. Ritual
inilah yang dikenal masyarakat luas saat ini sebagai harakiri.
Pada awal masa
pemerintahan Tokugawa, harakiri sering digunakan sebagai hukuman bagi para
samurai yang telah melakukan kejahatan (sedangkan untuk orang biasa, mereka
dipukuli sampai mati, atau dipenggal kepalanya). Peningkatan kematian
disebabkan harakiri menjadi suatu hal yang mengkhawatirkan hingga pada akhirnya
harakiri pun dilarang. Semenjak saat itu, para samurai kemudian berganti
pekerjaan, berdasarkan keahlian lain yang mereka miliki, ada yang menjadi
pedagang, ataupun pegawai pemerintahan. Bisa dikata regenerasi samurai mulai
terhambat dan harakiri dalam sistem hukuman juga berkurang.
Akan tetapi, karena budaya
harakiri telah melekat kuat pada kelas samurai, harakiri tetap dilakukan dan
jumlah kematian pun semakin meningkat. Walaupun mereka tidak lagi bekerja
sebagai samurai, semangat itu tetap selalu ada pada diri mereka dan juga pada
sebagian masyarakat Jepang. Hal ini dapat dilihat dengan tingginya tingkat
bunuh diri yang terjadi di Jepang telah membuat negara berkembang yang memiliki
tingkat bunuh diri paling tinggi. Hal ini disebabkan masyarakat Jepang sangat menjunjung
tinggi harga diri, dan sebagai penebusan atas kegagalan dan sebagai wujud
penyesalan yang dalam adalah bunuh diri. walaupun dengan cara yang berbeda,
tetapi tetap saja penghilangan nyawa masih dianggap sebagai jalan akhir yang
dapat ditempuh.
c. Keberadaan harakiri
Saat ini bukan berarti Harakiri sudah
tanggal. Melainkan masih menjadi praktek non Samurai yang membuat publik Jepang
resah. Betapa tidak, aksi bunuh diri ini juga kerap melanda warga biasa. Mulai
dari seniman, pelajar, hingga pejabat yang merasa malu karena terlibat skandal.
Beberapa publikasi menyebut, pemerintah Jepang mengeluarkan anggaran sangat
besar guna menghentikan ”tradisi” bunuh diri di Jepang. Namun, statistik bunuh
diri tetap saja tinggi. Menurut beberapa publikasi, seperti dilakukan oleh Far
Easteren Economi Review (1983), Japan Times, dan Ministry of Health and Welfare
(2006), menyebutkan tak kurang dari 3.000 kasus bunuh diri di Jepang. Tentu
saja ini ke luar dari alur tradisi yang sebenarnya.
Penyimpangan dari alur
sejarah adalah karena kasus-kasus bunuh diri di Jepang moderen, jauh dari
spirit keberanian, kehormatan, dan etika Samurai yang lain. Satu hal yang
sangat kentara, bahwa dalam sejarah Harakiri yang sesungguhnya, praktek
Harakiri dilakukan dengan ritual yang agung jauh dari kesan pecundang dan putus
asa.
Dalam buku ini, tercantum di halaman 51,
tergambar tahap dan proses berlangsungnya Harakiri. Seorang ksatria Samurai
yang akan ”bunuh diri”, melakukan beberapa metode khusus. Diantaranya: mandi,
mengenakan pakaian terbaik dan biasanya warna putih, memakan makanan yang
paling disukai, dan meletakkan alat-alat pembunuh di atas sebuah nampan.
Setelah itu, lalu menulis puisi kematian (death poem) yang seindah mungkin.
Terakhir, ia harus menyiapkan pisau yang akan digunakan memotong perutnya
sendiri, yaitu sebuah pisau pendek yang tajam (bernama Tanta). Ritual ini, bagaimanapun bukti bahwa
Harakiri bukan aktivitas sembarangan. Hanya orang-orang berani, setia, jujur,
dan tahu malu sajalah yang sanggup melakukan. Bukan oleh para pecundang dan
pengecut.
E. Era robot karya Jepang
Ketika robot kerap kali mendatangkan pertentangan di negara
Barat, karena adanya kemungkinan mereka dapat menggantikan manusia di masa
depan atau akan mengakibatkan emosi palsu, masyarakat Jepang secara umum malah
memperlihatkan antusiasme tinggi terhadap segala jenis robot. Beberapa manga
dan anime seperti astroboy mungkin memiliki konstribusi paling penting dalam
pembentukan perspektif positif masyarakat Jepang terhadap robot.
Cikal bakal robot di Jepang telah ada sejak zaman Edo[1603-1867] yaitu sebuah boneka mekanik yang dikenal
sebagai Karakuri Ningyo. Robot mulai benar-benar dikembangkan di Jepang sejak
tahun 1973,oleh Professor Ichiro Kato dari universitas Waseda.
a. Asimo
Asimo adalah robot humanoid yang diciptakan oleh Honda Motor
Company. Tingginya 130 cm dengan berat 54 kg. Menyerupai astronot kecil yang
membawa backpack dan bisa berjalan di atas dua kaki dengan kecepetan 6km/jam.
Secara resmi, nama Asimo merupakan akronim dari advance Step in Innovative
Mobility. Menurut pernyataan resmi Honda pemberian nama tersebut tidak ada
hubungannya dengan nama penulis science fiction dana penemu Three Laws of
Robotics, Isaac Asimov.
Selama 2007,telah ada 46 unit Asimo. Per unitnya dibuat dana
mendekati satu juta US
dolar, dan beberapa unit bisa disewa dengan biaya 166.000 US dolar per tahun. Asimo bisa
memberi respon bila namanya dipanggil, menatap wajah seorang yang sedang
mengajaknya bicara dan mengenali secara cepat bunyi benda jatuh atau benturan dan
menghadap kearah asal suara. Asimo dapat mengenali wajah seseorang, meskipun ia
atau orang tersebut sedang bergerak. Asimo dapat mengenali kira-kira 10 orang
yang namanya sudah didaftarkan dan dapat memberikan salam kepada pengunjung
yang datang dan memberi informasi atas kedatangan seseorang dengan
mentransmisikan pesan dan foto pengunjung serta dapat membimbing pengunjung ke
tempat yang telah ditentukan.
b. Actroid
Actroid adalah robot humanoid dengan tampilan menyerupa i
manusia yang sesungguhnya dikembangkan oleh universitas Osaka dan diproduk si
oleh Kokoro Company Ltd.[disvisi animatorik Sanrio] Diperkenalkan pertama kali
pada International Robot Exposition tahun 2003 di Tokyo,Jepang.
Banyak produk dengan versi yang berbeda diciptakan
setelahnya. Biasanya robot ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan
wanita muda keturunan Jepang. Actrod adalah contoh pelopor untuk mesin nyata
yang mirip android atau gynoid dalam fiksi ilmiah. Actroid mampu berekspresi
seperti mengedipkan mata, berbicara,dan bernafas. Kulit Actroid terbuat dari
silicon dan tampak menyerupai kulit manusia asli. Sebanyak 47 sensor penggerak
dipasangkan di bagian tubuh atas Actroid sehingga mampu bereaksi secara alami
seperti manusia.
Sistem pengindraan Actroid sensor penggerak mampu membuatnya
bereaksi cukup cepat untuk melakukan atau menangkis tinju. Namun sejauh ini
pergerakan tubuh bagian bawah masih terbatas. Actroid bisa disewa bersama
kostumnya untuk memberi salam pada tamu kafe, pusat informasi, kompleks,
perusahaan, ataupun museum, dengan biaya 400.000 yen untuk 5 hari termasuk
biaya koreografi.
c. Q-Rio
Q-Rio atau Quest for curiosity adalah nama yang diberikan
oleh Sony Dream Robot [SDR] pada robot humanoid yang diluncurkan oleh Sony
untuk mengikuti kesuksesan pendahulunya, AIBO. Q-Rio memiliki tinggi sekitar
0,6 meter dengan berate sekitar 7,3 kilogramQ-RIO mampu mengenali wajah dan
suara untuk mengingat seseorang.
Sebuah video dalam situs resmi Q-RIO memperlihatkan robot itu
sedang berinteraksi dengan anak-anak, Q-RIO bisa berlari dengan kecepatan
23cm/detik AIBO AIBO atau Artificial Intelligence Robot adalah salah satu dari
beberapa jenis hewan robotic yang dirancang dan dibuat oleh Sony tahun 1999.
Mampu untuk berjalan, mengenali lingkungan sekitarnya dan mengenali perintah
dengan menginstall software khusus yang bernama AIBO software, AIBO memiliki
kemapuan untuk ‘berkembang’ dari tahapan anak anjing sampai anjing dewasa yang
dapat mengenali 100 perintah suara. Tanpa AIBO ware, AIBO hanya bisa
menjalankan clinicmode dan hanya bisa melakukan gerakan sederhana,.
d. OmniZero
Takeshi Maeda secara mandiri membuat robot bernama OmniZero
yang mengundang decak kagum para pecinta robot di negeri Sakura itu. Robot
OmniZero karya Maeda sebelumnya telah dibuat dalam beberapa versi. Generasi
kesembilan robot ini telah dipamerkan dengan kehebatan bisa berubah-ubah wujud
secara otomatis, layaknya robot di film Transformers. Versi terbaru OmniZero
ini bisa berubah-ubah sendiri, dari wujud robot humanoid biasa menjadi
kendaraan beroda dan juga sebagai tempat duduk manusia.
Demo robot ini memang cukup menarik dan
bisa disaksikan di YouTube.
Di situ, tampak si robot menggerakkan kepalanya ke belakang sehingga
menyediakan tempat bagi orang untuk duduk. Nah, orang yang duduk di tubuh
OmniZero bakal digendong ke mana-mana. Robot ini juga bisa bertranformasi jadi
kendaraan beroda dan kemudian kembali lagi berubah menjadi robot biasa yang
dapat bergerak -gerak layaknya manusia. Sejak tahun 2003, aksi OmniZero memang
cukup disukai dengan berbagai kebolehannya. Maeda selaku pembuatnya memang
sering bekerja dengan perusahaan robot setempat sehingga mampu membuat robot
canggih ini.
BAB III
Kesimpulan dan saran
Budaya Jepang merupakan
interaksi antara budaya asli Jomon yang kokoh dengan pengaruh dari luar negeri
yang menyusul. Mula-mula Cina dan Korea yang banyak membawa pengaruh, bermula
dengan perkembangan budaya Yayoi sekitar 300 SM. Gabungan tradisi budaya Yunani
dan India, mempengaruhi seni dan keagamaan Jepang sejak abad ke-6 Masehi,
dilengkapi dengan pengenalan agama Buddha sekte Mahayana. Sejak abad ke-16,
pengaruh Eropa menonjol, disusul dengan pengaruh Amerika Serikat yang
mendominasi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II. Jepang turut
mengembangkan budaya yang original dan unik, dalam seni (ikebana, origami,
ukiyo-e), kerajinan tangan (pahatan, tembikar, persembahan (boneka bunraku,
tarian tradisional, kabuki, noh, rakugo), dan tradisi (permainan Jepang, onsen,
sento, upacara minum teh, taman Jepang), serta makanan Jepang.
Kini,
Jepang merupakan salah sebuah pengekspor budaya pop yang terbesar. Anime,
manga, mode, film, kesusastraan, permainan video, dan musik Jepang menerima
sambutan hangat di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia
yang lain. Pemuda Jepang gemar menciptakan trend baru dan kegemaran mengikut gaya mereka mempengaruhi
mode dan trend seluruh dunia. Pasar muda-mudi yang amat baik merupakan ujian
untuk produk-produk elektronik konsumen yang baru, di mana gaya dan fungsinya ditentukan oleh pengguna
Jepang, sebelum dipertimbangkan untuk diedarkan ke seluruh dunia.
Sadar
dan merefleksikan secara kritis, sikap juang orang Jepang yang semakin
memantapkan proses yang dimilikinya yakni sebuah daya tarik tersendiri, yaitu:
disiplin, menghargai waktu, pengembangan keterampilan, partisipasi dan
keterlibatan, moral dan etos kerja, komunikasi menengah keatas dan kebawah.
Dalam bahan pembelajaran pelaku bisnis, sudah sewajarnya untuk tidak
bermentalitas mau instan, baik itu manajer menengah maupun karyawan biasa. Pola
pikir mereka sebaiknya adalah orientasi proses (process oriented) dalam
mencapai tujuan. Dengan memahai proses perubahan tersebut, merupakan awal dari
penyadaran setiap sikap elit dan sikap pelaku bisnis yang ditantang untuk lebih
bermutu dan etis.
TUGAS
SOSIOANTROPOLOGI PENDIDIKAN
SIFAT KEBUDAYAAN JEPANG
Disusun Oleh :
Nama : 1.Ragil Antoningrum ( 1110500118 )
2. Restya Ade putir ( 1110500247 )
3. Reni selviyanasari ( 1110500120 )
Kelas : II C
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2010 / 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar