Senin, 02 Juli 2012

peranan bk dalam mengembangkan diri siswa


PERANAN BK DALAM MENGEMBANGKAN DIRI SISWA DALAM BAKAT, MINAT YANG DIMILIKI OLEH SISWA
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pelayanan Bimbingan dan Konseling
            Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu siswa dalam mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karier. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi pengembangan diri siswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan serta peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga bertujuan membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi siswa.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilkaksanakan dengan pola 17, yang terdiri dari empat (4) macam bimbingan, yaitu : bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier;
 tujuh (7) macam layanan, yaitu : layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok;
serta lima (5) kegiatan pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
            Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilaksanakan melalui kontak langsung maupun tidak langsung dengan siswa yang berkenaan dengan permasalahan ataupun kebutuhan tertentu yang dirasakannya. Sedangkan kegiatan pendukung dilaksanakan tanpa harus kontak langsung, dengan tujuan untuk mempermudah dan meningkatkan kelancaran serta keberhasilan kegiatan pelayanan. Pelayanan Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan oleh siswa, dari semenjak mereka memasuki sekolah di hari pertama, yaitu membantu berorientasi terhadap situasi, kondisi dan segala hal baru bahkan dirasakan asing bagi mereka. Peranan Bimbingan dan Konseling di sekolah sangat sentral, yaitu sebagai komponen yang memberikan pelayanan kepada peserta didik untuk membantunya menuju kearah kemandirian, sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat dikelompokan pada pengembangan diri bidang akademik, non akademik, serta psikologis.
1. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Akademik
      Guru Bimbingan dan Konseling tidak mengajar pada kelompok mata pelajaran, namun demikian bukan berarti mereka tidak memiliki peranan pada bidang akademik. Justru Guru Bimbingan dan Konseling dapat menjadi penunjang keberhasilan siswa pada bidang akademik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang akademik dimulai dari saat pertama peserta didik memasuki sekolah, dengan tujuan agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya pada bidang akademik.
Setelah proses pembelajaran berlangsung, pelayanan Bimbingan Konseling pada bidang akademik adalah bimbingan belajar, penempatan dan penyaluran, serta bagi siswa yang duduk di SMA kelas sepuluh (X) semester dua (2) dilakukan penjurusan. Untuk penjurusan Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan biro psikologi yang melaksanakan tes IQ ( tes kecerdasan), agar penjurusan sesuai dengan bakat, minat serta tingkat kecerdasan siswa. Pelayanan Bimbingan Konseling pada bidang akademik untuk siswas SMA kelas XII lebih mengarah kepada pengembangan karier, meliputi informasi berbagai macam jurusan di perguruan tinggi, persyaratan untuk memsukinyaa serta prospek masa depan dari perguruan tinggi tersebut. Disamping itu berbagai macam jabatan serta persyaratannya juga merupakan informasi penting yang diberikan oleh pelayanan Bimbingan dan Konseling bagi siswa di SMA kelas XII.Bagi siswa yang mengalami kesulitan pada bidang akademik (baik untuk kelas X, XI maupun XII), Guru Bimbingan dan Konseling melakukan konseling individual maupun konseling kelompok. Konseling yang dilakukan biasanya mengenai masalah belajar yang baik, cara membagi waktu, pemilihan jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat, cara mengatasi kesulitan belajar, masalah kehadiran siswa di kelas, merencanakan masa depan, dan sebagainya. Dalam menangani masalah kesulitan belajar, Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan guru bidang studi, termasuk untuk pelayanan remedial.
2. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Non Akademik
      Disamping pada bidang akademik, pelayanan Bimbingan dan Konseling juga dilaksanakan pada bidang non akademik. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk mengembangkan potensi siswa pada bidang non akademik, sehingga bakat maupun minat peserta didik dapat berkembang secara optimal.            Pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan kesiswaan menyebarkan angket minat untuk siswa baru pada bidang non akademik, khususnya untuk kegiatan ekstra kurikuler. Angket tersebut sudah disusun berdasarkan identifikasi kebutuhan siswa, dengan patokan tahun sebelumnya. Kemudian angket tersebut dianalisa serta disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan sekolah dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threats).
3. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Psikologis
      Pemahaman aspek psikologis siswa pada institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa yang unik dilihat dari segi perilaku, kepribadian, sikap, minat motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, intelegensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain. Tidak ada dua individu yang sama. Perbedaan karakteristik psikologis siswa harus dipahami oleh semua guru. Namun kenyataan tidak semua guru dapat memperhatikan hal tersebut, apalagi guru mata pelajaran yang sering kali dikejar dengan target kurikulum yang harus dipenuhi. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang psikologis meliputi pengembangan pribadi siswa pada bidang psikologis seperti pemahaman terhadap diri sendiri, konsep diri, minat, bakat, kemampuan, sikap, sifat dan sebagainya. Pelayanan ini bertujuan agar siswa lebih memahami dirinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
B. Menuju Generasi Mandiri, Kreatif dan Inovatif
            Dalam banyak kasus, proses belajar mengajar di Indonesia cenderung menghambat kreativitas atau terkadang menghilangkan daya imajinasi siswa. Keunikan anak sebagai pribadi cenderung kurang dihargai karena pihak guru menuntut keseragaman jawaban atas persoalan yang diajukannya. Berfikir divergen, atau yang menghargai perbedaan dalam mengekspresikan pendapat terhadap suatu cara penyelesaian masalah seringkali ditutup. Kemampuan untuk mernjelajahi berbagai alternatif kurang dipupuk. Memasuki dunia kompetisi global, sekolah idealnya harus mampu menciptakan sistem yang mengembangkan lingkungan asuh yang memacu siswa agar terbuka terus menerus terhadap perkembangan. Pendidikan yang lebih menekankan hanya kepada daya nalar harus diimbangi dengan kegiatan yang merangsang daya kreatifisme serta kecerdasan emosi. Sedini mungkin sekolah harus mampu menerapkan proses belajar yang mengembangkan nilai-nilai kemandirian, daya kreatifisme, daya inovasi, serta kerjasama.
            Proses belajar mengajar selayaknya lebih mengembangkan ranah kompetensi yang akan dibutuhkan dalam dunia nyata kompetisi. Melalui kegiatan bidang akademik, non akademik, maupun bimbingan pengembangan diri bidang psikologis, potensi siswa yang dikembangkan tidak saja hard competence (kompetensi yang terlihat, misalnya nilai akademis pelajaran), tetapi juga soft competence (kompetensi yang tidak terlihat). Pengembangan aspek nalar harus diimbangi juga dengan pengembangan kecakapan lain seperti orientasi akan pencapaian atau daya juang (Achievement orientation), kecakapan akan pencarian informasi (Information seeking), kecakapan berfikir secara konseptual (Conceptual thinking), kemampuan berfikir analitis (Analytical Thinking), Inisiatif (Initiative), kemampuan bekerjasama dengan orang lain (Teamwork) serta kemampuan memahami orang lain (Interpersonal understanding). Pengembangan hard competense dan Soft Competence seperti diuraikan di atas harus mampu disajikan kepada siswa melalui suatu kemasan methodologi yang menarik, menantang, variatif, tetapi secara ekonomis terjangkau untuk diterapkan.
C. Tiga Pilar Utama Pendidikan
            Sukses adalah sebuah formula, bukan fantasi, bukan tujuan, tetapi sebuah perjalanan. Untuk menjadi sukses maka dia harus mengetahui visi hidupnya, menyadari dan terus tumbuh menuju potensi maksimal, dan menaburkan benih dan terus tumbuh menuju potensi maksimal. Tiga faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan suksesnya pembelajaran siswa di sekolah adalah guru, orang tua, dan siswa.       Bagi guru yang mengajar kelompok mata pelajaran atau muatan lokal yang kurang faham akan tujuan pembelajaran, aspek pencapaian akademis yang digambarkan dalam angka-angka atau nilai seolah menjadi tujuan tunggalnya. Bagi dia, tugasnya sudah selesai manakala rata rata kelas siswa sudah sesuai dengan target sekolah dan dia merasa di luar tugasnya lagi menanamkan aspek pengembangan diri siswa. Dia tidak menyadari bahwa dalam banyak kasus mungkin terjadi bahwa nilai tinggi itu dicapai bukan melulu karena peran guru tersebut, melainkan juga karena keikutsertaan siswa dalam penyelenggara bimbingan belajar.
Dengan tugas yang sama, Guru yang mampu memaknai tujuan akhir pembelajaran pasti akan menggunakan pendekatan lain. Dia akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok, membagi topik yang harus dicari di internet per kelompok, dan meminta mereka mempresentasikan di depan kelompok lain tentang tugasnya itu. Dia sadar betul bahwa melalu pelajarannya dia juga bertugas mengembangkan nilai nilai kerjasama antar siswa, kemampuan berkomunikasi, berekspresi, berinteraksi, pencarian informasi, berbeda pendapat, serta daya analitis siswa didiknya.
            Bagi siswa, memahami tujuan pembelajaran berarti memaknai bahwa kepergiannya ke sekolah bukan semata mata mencari ijazah atau nilai. Fondasi yang kokoh harus dia pancangkan agar tercipta bangunan masa depan yang kokoh, yang tahan terhadap kemungkinan tantangan alam terbesar sekalipun. Rasa tanggung jawabnya yang besar mengalahkan segala keinginan jangka pendeknya yang seringkali menyesatkan. Berbekal hal tersebut, maka dia tampil menjadi sosok yang memiliki daya juang (fighting spirit) yang tinggi, berinisiatif, berfikir di luar kebiasaan (thinking out of the box), innovatif, dan disertai dengan pribadi yang menyenangkan semua pihak.
1. Guru BK sebagai Change Agent (Agen perubahan)
      Penulis sampaikan dua kutipan untuk menjelaskan betapa pentingnya seorang guru Bimbingan dan Konseling memahami perubahan.Tak ada yang permanent kecuali perubahan, kita tak bias melangkah masuk ke dalam sungai yang airnya sama karena air yang lain selalu mendesak mengalir yang sebelumnya.Masalah kita sebenarnya bukanlah kekuatan kita pada hari ini; tetapi kepentingan mendesak untuk melakukan sesuatu pada hari ini yang bisa menjamin kekuatan kita esok hari,.Memahami perannya yang sentral, tugas guru bimbingan dan konseling yang harus dilakukan pertama kali adalah memahami dan memaknai tentang langgengnya proses perubahan. Seorang guru bimbingan dan konseling harus terbiasa mengidentifikasi tentang tantangan bangsa masa depan di segala bidang, selanjutnya dia analisis apa saja yang akan menjadi kesempatan dan tantangan bagi siswa nya di kemudian hari, dan terakhir dia akan tuangkan hasil analisis itu dalam program program pengembangan diri yang harus diikuti siswa untuk menghadapi tantangan tersebut. Perubahannya akan dia transformasikan kepada orang lain di sekelilingnya sesuai dengan peran dan fungsinya di lingkungannya. Sebagai agen perubahan, maka dia harus memprioritaskan untuk meletakkan landasan yang kokoh kepada guru, siswa, dan orang tua. tentang paradigma belajar.
2. Guru Bimbingan Konseling Sebagai Integrator
      Potensi yang tersimpan pada para guru, orang tua, dan siswa harus mampu dikemas bimbingan dan konseling menjadi sebuah program yang mengembangkan kompetensi siswa sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Guru bimbingan dan konseling harus mengetahui lebih awal tentang profil siswa dan guru. Dia harus mengenali secara umum, berada pada kwadran manakah para siswanya, apakah dia termasuk type promotor, fasilitator, analytical, atau controller. Setelah guru bimbingan dan konseling mengidentifikasi masing masing siswa, maka kewajibannya adalah mengembangkan segala hal yang positif yang ada pada diri siswa dan meminimumkan hal-hal negatif. Melalui program yang telah dipersiapkan, guru bimbingan dan konseling harus memanfaatkan potensi guru, para orang tua, bahkan para alumni untuk dapat menggali dan mengembangkan potensi masing masing siswa sesuai kondisi psikhologisnya.
   3. Program Pengembangan Potensi Siswa
      Program yang baik idealnya dilakukan dengan memperhatikan masing-masing siswa sebagai individu yang unique atau berbeda satu sama lainnya. Dalam beberapa hal kondisi ini bisa dilaksanakan. Meskipun tak jarang juga sulit dilaksanakan dalam banyak hal mengingat kendala siswa, guru, dan kemampuan sekolah. Banyak program pengembangan diri yang bagus jika dilaksanakan, namun memerlukan biaya yang sangat mahal. Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan dengan mempertimbangkan biaya, fasilitas, dan keahlian yang terjangkau:
  1. Perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang menekankan pada kebermaknaan
  • Penugasan yang mengembangkan aspek pengembangan diri selain pengembangan nalar;
  • Buatkan siswa presentasi ttg penemuan, hasil wawancara dsb.
  • Buatkan majalah dinding yang menantang dan attractif;
  • Majalah sekolah yang menantang;
  • Hidupkan milis yang ilmiah.
  • Outward bound kepemimpinan yang diselenggarakan oleh alumni;
  • Penyelenggaraan seminar rutin oleh siswa tentang aktualisasi diri;
  • Penyelenggaraan pelatihan dengan melibatkan ahli sebagai nara sumber;
  • Mengikuti berbagai kompetisi.
Optimalisasi Media komunikasi yang ada agar lebih Challenging
  1. Program Ekstrakurikuler
  1. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
  • Kerjasama dengan instansi terkait;
  • Kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta;
  • Mencari sponsor sebagai pendukung berbagai kegiatan untuk menekan pembiayaan.















               Cara Meningkatkan Bakat dan Minat yang dimiliki oleh siswa
Sekolah                              : SMP N 4 Brebes
Kelas                                  : VIII ( 2/ Dua )
Tahun Ajaran                   : 2011/2012
A.    Topik Bahasan                                                      : Meningkatkan bakat dan minat
B.     Bidang Bimbingan                                                : Pribadi
C.    Jenis Layanan                                                        : Informasi
D.    Fungsi Layanan                                                     : Pemahaman,Pengembangan
E.     Tujuan Layanan                                                    : - Agar siswa dapat                                                                                                                                                                                                                                                             mengembangkan bakat yang              dimiliki oleh siswa itu sendiri                                                                                                                  
F.     Sasaran Layanan                                                   : Siswa kelas VIII, SMP N 4 Brebes
G.    Uraian Kegiatan
Kegiatan guru pembimbing                                          Kegiatan Siswa
1.Perkenalan dengan siswa.                                         1.Perkenalan diri
2.Menyampaikan Topik Masalah                                 2. Mendengarkan topik masalah                         yang disampaikan
3. Diskusi,Tanya jawab,penutup                                  3. Diskusi,Tanya jawab,penutup
H.    Materi                                                                     :  Terlampir
I.       Metode                                                                   :
J.      Tempat penyelenggara                                           :  Ruang kelas
K.    Hari dan Tanggal                                                   : Rabu,28 Maret 2012
L.     Pelaksana Penyelenggara                                       :  Mahasiswa / Ragil anto ningrum    
M.   Pihak-pihak yang disertakan                                  :  Guru kelas
N.    Alat dan perlengkapan                                           : Alat tulis
O.    Rencana penilaian                                                  :  Lapelprog,Laiseg
P.     Rencana Tindak Lanjut                                          : - Mengamati perilaku siswa                              disekolah
-          Menindak lanjuti layanan dengan bimbingan pribadi
Q.    Catatan Khusus                                                      :     -
                Brebes, 30 Maret 2012

Praktikan                                                                               Guru Pembimbing



Ragil Anto Ningrum                                                                       Sukoco. KW.MPd











TOPIK :
MASALAH PRIBADI
PERANAN BK DALAM MENGEMBANGKAN DIRI SISWA DALAM  BAKAT, MINAT DAN POTENSI YANG DIMILIKI OLEH SISWA
Diajukan
Kepada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Panca Sakti Tegal
sebagai Syarat Mata Kuliah BK PRIBADI SOSIAL
Dosen pengampu :
Drs, Sukoco KW
OLEH :
NAMA                    :           RAGIL ANTO NINGRUM
KELAS                   :           4 B / BK
NPM                        :           1110500118
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN  DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCA SAKTI TEGAL
2010/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar