PERANAN BK DALAM MENGEMBANGKAN
DIRI SISWA DALAM BAKAT, MINAT YANG DIMILIKI OLEH SISWA
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan Konseling merupakan usaha membantu siswa dalam
mengembangkan kehidupan pribadi, sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan
dan pengembangan karier. Pelayanan Bimbingan dan Konseling memfasilitasi
pengembangan diri siswa, baik secara individual maupun kelompok, sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan serta peluang yang dimiliki.
Pelayanan ini juga bertujuan membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta
masalah yang dihadapi siswa.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilkaksanakan dengan pola 17,
yang terdiri dari empat (4) macam bimbingan, yaitu : bimbingan pribadi, sosial,
belajar dan karier;
tujuh (7) macam layanan, yaitu :
layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,
konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok;
serta lima (5) kegiatan pendukung, yaitu : aplikasi instrumentasi, himpunan
data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah dilaksanakan melalui kontak
langsung maupun tidak langsung dengan siswa yang berkenaan dengan permasalahan
ataupun kebutuhan tertentu yang dirasakannya. Sedangkan kegiatan pendukung
dilaksanakan tanpa harus kontak langsung, dengan tujuan untuk mempermudah dan
meningkatkan kelancaran serta keberhasilan kegiatan pelayanan. Pelayanan Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan
oleh siswa, dari semenjak mereka memasuki sekolah di hari pertama, yaitu
membantu berorientasi terhadap situasi, kondisi dan segala hal baru bahkan
dirasakan asing bagi mereka. Peranan Bimbingan dan Konseling di sekolah sangat
sentral, yaitu sebagai komponen yang memberikan pelayanan kepada peserta didik
untuk membantunya menuju kearah kemandirian, sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Pelayanan Bimbingan dan Konseling dapat dikelompokan pada
pengembangan diri bidang akademik, non akademik, serta psikologis.
1. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Akademik
Guru Bimbingan dan Konseling tidak mengajar pada kelompok mata pelajaran, namun
demikian bukan berarti mereka tidak memiliki peranan pada bidang akademik.
Justru Guru Bimbingan dan Konseling dapat menjadi penunjang keberhasilan siswa
pada bidang akademik. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang akademik
dimulai dari saat pertama peserta didik memasuki sekolah, dengan tujuan agar
siswa dapat mengembangkan potensi dirinya pada bidang akademik.
Setelah proses pembelajaran berlangsung, pelayanan Bimbingan Konseling pada
bidang akademik adalah bimbingan belajar, penempatan dan penyaluran, serta bagi
siswa yang duduk di SMA kelas sepuluh (X) semester dua (2) dilakukan
penjurusan. Untuk penjurusan Guru Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan
biro psikologi yang melaksanakan tes IQ ( tes kecerdasan), agar penjurusan
sesuai dengan bakat, minat serta tingkat kecerdasan siswa. Pelayanan Bimbingan Konseling pada bidang akademik
untuk siswas SMA kelas XII lebih mengarah kepada pengembangan karier, meliputi
informasi berbagai macam jurusan di perguruan tinggi, persyaratan untuk
memsukinyaa serta prospek masa depan dari perguruan tinggi tersebut. Disamping
itu berbagai macam jabatan serta persyaratannya juga merupakan informasi
penting yang diberikan oleh pelayanan Bimbingan dan Konseling bagi siswa di SMA
kelas XII.Bagi siswa yang mengalami kesulitan pada bidang akademik (baik untuk
kelas X, XI maupun XII), Guru Bimbingan dan Konseling melakukan konseling
individual maupun konseling kelompok. Konseling yang dilakukan biasanya
mengenai masalah belajar yang baik, cara membagi waktu, pemilihan jurusan yang
sesuai dengan bakat dan minat, cara mengatasi kesulitan belajar, masalah
kehadiran siswa di kelas, merencanakan masa depan, dan sebagainya. Dalam menangani masalah kesulitan belajar, Guru
Bimbingan dan Konseling bekerjasama dengan guru bidang studi, termasuk untuk
pelayanan remedial.
2. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Non Akademik
Disamping pada bidang akademik, pelayanan Bimbingan dan Konseling juga
dilaksanakan pada bidang non akademik. Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk
mengembangkan potensi siswa pada bidang non akademik, sehingga bakat maupun
minat peserta didik dapat berkembang secara optimal. Pada saat Masa Orientasi Siswa (MOS) Guru Bimbingan
dan Konseling bekerjasama dengan kesiswaan menyebarkan angket minat untuk siswa
baru pada bidang non akademik, khususnya untuk kegiatan ekstra kurikuler.
Angket tersebut sudah disusun berdasarkan identifikasi kebutuhan siswa, dengan
patokan tahun sebelumnya. Kemudian angket tersebut dianalisa serta disesuaikan
dengan kekuatan dan kelemahan sekolah dengan menggunakan analisis SWOT
(Strenght, Weakness, Opportunity, Threats).
3. Pelayanan
Bimbingan dan Konseling pada Pengembangan Diri Bidang Psikologis
Pemahaman aspek psikologis siswa pada institusi pendidikan memiliki kontribusi
yang sangat berarti dalam pengembangan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa yang unik dilihat dari
segi perilaku, kepribadian, sikap, minat motivasi, perhatian, persepsi, daya
pikir, intelegensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis yang berbeda antara
siswa yang satu dengan yang lain. Tidak ada dua individu yang sama.
Perbedaan karakteristik psikologis siswa harus dipahami oleh semua guru. Namun
kenyataan tidak semua guru dapat memperhatikan hal tersebut, apalagi guru mata
pelajaran yang sering kali dikejar dengan target kurikulum yang harus dipenuhi. Pelayanan Bimbingan dan Konseling pada bidang
psikologis meliputi pengembangan pribadi siswa pada bidang psikologis seperti
pemahaman terhadap diri sendiri, konsep diri, minat, bakat, kemampuan, sikap,
sifat dan sebagainya. Pelayanan ini bertujuan agar siswa lebih memahami
dirinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki.
B. Menuju
Generasi Mandiri, Kreatif dan Inovatif
Dalam banyak kasus, proses belajar mengajar di Indonesia cenderung menghambat
kreativitas atau terkadang menghilangkan daya imajinasi siswa. Keunikan anak
sebagai pribadi cenderung kurang dihargai karena pihak guru menuntut
keseragaman jawaban atas persoalan yang diajukannya. Berfikir divergen, atau
yang menghargai perbedaan dalam mengekspresikan pendapat terhadap suatu cara
penyelesaian masalah seringkali ditutup. Kemampuan untuk mernjelajahi berbagai
alternatif kurang dipupuk. Memasuki dunia kompetisi global,
sekolah idealnya harus mampu menciptakan sistem yang mengembangkan lingkungan
asuh yang memacu siswa agar terbuka terus menerus terhadap perkembangan.
Pendidikan yang lebih menekankan hanya kepada daya nalar harus diimbangi dengan
kegiatan yang merangsang daya kreatifisme serta kecerdasan emosi. Sedini
mungkin sekolah harus mampu menerapkan proses belajar yang mengembangkan nilai-nilai
kemandirian, daya kreatifisme, daya inovasi, serta kerjasama.
Proses belajar mengajar selayaknya lebih mengembangkan ranah kompetensi yang
akan dibutuhkan dalam dunia nyata kompetisi. Melalui kegiatan bidang akademik,
non akademik, maupun bimbingan pengembangan diri bidang psikologis, potensi
siswa yang dikembangkan tidak saja hard competence (kompetensi yang terlihat,
misalnya nilai akademis pelajaran), tetapi juga soft competence (kompetensi
yang tidak terlihat). Pengembangan aspek nalar harus diimbangi juga dengan
pengembangan kecakapan lain seperti orientasi akan pencapaian atau daya juang
(Achievement orientation), kecakapan akan pencarian informasi (Information
seeking), kecakapan berfikir secara konseptual (Conceptual thinking), kemampuan
berfikir analitis (Analytical Thinking), Inisiatif (Initiative), kemampuan
bekerjasama dengan orang lain (Teamwork) serta kemampuan memahami orang lain
(Interpersonal understanding). Pengembangan hard competense dan
Soft Competence seperti diuraikan di atas harus mampu disajikan kepada siswa
melalui suatu kemasan methodologi yang menarik, menantang, variatif, tetapi
secara ekonomis terjangkau untuk diterapkan.
C. Tiga
Pilar Utama Pendidikan
Sukses adalah sebuah formula, bukan fantasi, bukan tujuan, tetapi sebuah
perjalanan. Untuk menjadi sukses maka dia harus mengetahui visi hidupnya,
menyadari dan terus tumbuh menuju potensi maksimal, dan menaburkan benih dan
terus tumbuh menuju potensi maksimal. Tiga faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan suksesnya pembelajaran siswa di sekolah adalah guru, orang tua,
dan siswa. Bagi guru yang mengajar kelompok mata pelajaran atau muatan lokal yang
kurang faham akan tujuan pembelajaran, aspek pencapaian akademis yang
digambarkan dalam angka-angka atau nilai seolah menjadi tujuan tunggalnya. Bagi
dia, tugasnya sudah selesai manakala rata rata kelas siswa sudah sesuai dengan
target sekolah dan dia merasa di luar tugasnya lagi menanamkan aspek
pengembangan diri siswa. Dia tidak menyadari bahwa dalam banyak kasus mungkin
terjadi bahwa nilai tinggi itu dicapai bukan melulu karena peran guru tersebut,
melainkan juga karena keikutsertaan siswa dalam penyelenggara bimbingan
belajar.
Dengan tugas yang sama, Guru yang mampu memaknai tujuan akhir pembelajaran
pasti akan menggunakan pendekatan lain. Dia akan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, membagi topik yang harus dicari di internet per kelompok, dan meminta
mereka mempresentasikan di depan kelompok lain tentang tugasnya itu. Dia sadar
betul bahwa melalu pelajarannya dia juga bertugas mengembangkan nilai nilai
kerjasama antar siswa, kemampuan berkomunikasi, berekspresi, berinteraksi,
pencarian informasi, berbeda pendapat, serta daya analitis siswa didiknya.
Bagi siswa, memahami tujuan pembelajaran berarti memaknai bahwa kepergiannya ke
sekolah bukan semata mata mencari ijazah atau nilai. Fondasi yang kokoh harus
dia pancangkan agar tercipta bangunan masa depan yang kokoh, yang tahan
terhadap kemungkinan tantangan alam terbesar sekalipun. Rasa tanggung jawabnya
yang besar mengalahkan segala keinginan jangka pendeknya yang seringkali
menyesatkan. Berbekal hal tersebut, maka dia tampil menjadi sosok yang memiliki
daya juang (fighting spirit) yang tinggi, berinisiatif, berfikir di luar
kebiasaan (thinking out of the box), innovatif, dan disertai dengan pribadi
yang menyenangkan semua pihak.
1. Guru BK
sebagai Change Agent (Agen perubahan)
Penulis sampaikan dua kutipan untuk menjelaskan betapa pentingnya seorang guru
Bimbingan dan Konseling memahami perubahan.Tak ada yang permanent kecuali
perubahan, kita tak bias melangkah masuk ke dalam sungai yang airnya sama
karena air yang lain selalu mendesak mengalir yang sebelumnya.Masalah kita sebenarnya bukanlah kekuatan kita pada hari ini; tetapi kepentingan mendesak untuk melakukan sesuatu pada hari ini yang bisa menjamin kekuatan kita esok hari,.Memahami perannya yang sentral, tugas guru bimbingan
dan konseling yang harus dilakukan pertama kali adalah memahami dan memaknai
tentang langgengnya proses perubahan. Seorang guru bimbingan dan konseling
harus terbiasa mengidentifikasi tentang tantangan bangsa masa depan di segala
bidang, selanjutnya dia analisis apa saja yang akan menjadi kesempatan dan
tantangan bagi siswa nya di kemudian hari, dan terakhir dia akan tuangkan hasil
analisis itu dalam program program pengembangan diri yang harus diikuti siswa
untuk menghadapi tantangan tersebut. Perubahannya akan dia transformasikan
kepada orang lain di sekelilingnya sesuai dengan peran dan fungsinya di
lingkungannya. Sebagai agen perubahan, maka dia
harus memprioritaskan untuk meletakkan landasan yang kokoh kepada guru, siswa,
dan orang tua. tentang paradigma belajar.
2. Guru
Bimbingan Konseling Sebagai Integrator
Potensi yang tersimpan pada para guru, orang tua, dan siswa harus mampu dikemas
bimbingan dan konseling menjadi sebuah program yang mengembangkan kompetensi
siswa sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Guru bimbingan dan konseling harus mengetahui lebih
awal tentang profil siswa dan guru. Dia harus mengenali secara umum, berada
pada kwadran manakah para siswanya, apakah dia termasuk type promotor,
fasilitator, analytical, atau controller. Setelah guru bimbingan dan konseling
mengidentifikasi masing masing siswa, maka kewajibannya adalah mengembangkan
segala hal yang positif yang ada pada diri siswa dan meminimumkan hal-hal
negatif. Melalui program yang telah dipersiapkan, guru bimbingan dan konseling
harus memanfaatkan potensi guru, para orang tua, bahkan para alumni untuk dapat
menggali dan mengembangkan potensi masing masing siswa sesuai kondisi
psikhologisnya.
3.
Program Pengembangan Potensi Siswa
Program yang baik idealnya dilakukan dengan memperhatikan masing-masing siswa
sebagai individu yang unique atau berbeda satu sama lainnya. Dalam beberapa hal
kondisi ini bisa dilaksanakan. Meskipun tak jarang juga sulit dilaksanakan
dalam banyak hal mengingat kendala siswa, guru, dan kemampuan sekolah. Banyak program pengembangan diri yang bagus jika
dilaksanakan, namun memerlukan biaya yang sangat mahal. Berikut ini beberapa
hal yang bisa dilakukan dengan mempertimbangkan biaya, fasilitas, dan keahlian
yang terjangkau:
- Perbaikan terhadap proses belajar mengajar yang menekankan pada kebermaknaan
- Penugasan yang mengembangkan aspek pengembangan diri selain pengembangan nalar;
- Buatkan siswa presentasi ttg penemuan, hasil wawancara dsb.
- Buatkan majalah dinding yang menantang dan attractif;
- Majalah sekolah yang menantang;
- Hidupkan milis yang ilmiah.
- Outward bound kepemimpinan yang diselenggarakan oleh alumni;
- Penyelenggaraan seminar rutin oleh siswa tentang aktualisasi diri;
- Penyelenggaraan pelatihan dengan melibatkan ahli sebagai nara sumber;
- Mengikuti berbagai kompetisi.
Optimalisasi Media komunikasi yang ada agar lebih Challenging
- Program Ekstrakurikuler
- Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
- Kerjasama dengan instansi terkait;
- Kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta;
- Mencari sponsor sebagai pendukung berbagai kegiatan untuk menekan pembiayaan.
Cara
Meningkatkan
Bakat dan Minat yang dimiliki oleh siswa
Sekolah :
SMP N 4 Brebes
Kelas :
VIII ( 2/ Dua )
Tahun Ajaran : 2011/2012
A. Topik
Bahasan :
Meningkatkan bakat dan minat
B. Bidang
Bimbingan :
Pribadi
C. Jenis
Layanan :
Informasi
D. Fungsi
Layanan :
Pemahaman,Pengembangan
E. Tujuan
Layanan :
- Agar siswa dapat mengembangkan
bakat yang dimiliki oleh
siswa itu sendiri
F. Sasaran
Layanan :
Siswa kelas VIII, SMP N 4 Brebes
G. Uraian
Kegiatan
Kegiatan
guru pembimbing Kegiatan
Siswa
1.Perkenalan
dengan siswa. 1.Perkenalan
diri
2.Menyampaikan
Topik Masalah 2.
Mendengarkan topik masalah yang disampaikan
3. Diskusi,Tanya jawab,penutup 3.
Diskusi,Tanya jawab,penutup
H. Materi : Terlampir
I. Metode :
J. Tempat
penyelenggara : Ruang kelas
K. Hari
dan Tanggal :
Rabu,28 Maret 2012
L. Pelaksana
Penyelenggara : Mahasiswa / Ragil anto ningrum
M. Pihak-pihak
yang disertakan : Guru kelas
N. Alat
dan perlengkapan :
Alat tulis
O. Rencana
penilaian : Lapelprog,Laiseg
P. Rencana
Tindak Lanjut :
- Mengamati perilaku siswa disekolah
-
Menindak lanjuti
layanan dengan bimbingan pribadi
Q. Catatan
Khusus : -
Brebes, 30 Maret 2012
Praktikan
Guru
Pembimbing
Ragil
Anto Ningrum Sukoco.
KW.MPd
TOPIK :
MASALAH PRIBADI
PERANAN BK DALAM MENGEMBANGKAN DIRI SISWA DALAM
BAKAT, MINAT DAN POTENSI YANG DIMILIKI OLEH
SISWA
Diajukan
Kepada Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan Universitas Panca Sakti Tegal
sebagai Syarat Mata Kuliah BK
PRIBADI SOSIAL
Dosen
pengampu :
Drs,
Sukoco KW
OLEH
:
NAMA : RAGIL ANTO NINGRUM
KELAS : 4 B / BK
NPM : 1110500118
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCA SAKTI TEGAL
2010/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar